Jumat, 01 Juli 2011

CERPEN ANAK NUSANTARA

Lantunan ayat-ayat suci al quran mewarnai hari-hari di pesantren yang terletak di sebuah desa di pinggir sungai. Nada-nada islami menggema di seluruh penjuru pesantren. Nuansa pedesaan masih sangat lekat, air bergemericik di sawah dan di aliran sungai. Jubah kedamaian dan ketentraman membentang menyelimuti desa yang damai tersebut..
            Di sebuah kamar yang di hiasi cahaya rembulan, seorang pemuda tampan berdiri di depan jendela. Kedua matanya memandangi panorama di malam hari, orang-orang memanggilnya misbah. Ia adalah putra tunggal ustad pengurus pesantren. Karena ketampanan, keshalihan dan kepandaiannya ia sangat populer dikalangan masyarakat sekitar pesantren, ia bekerja sebagai dosen di sebuah universitas Negeri di daerah tersebut.
            Tak jauh dari tempat itu, terlihat sebuah kos-kosan sederhana yang diwarnai canda-tawa gadis-gadis jelita. Mereka adalah mahasiswi universitas yang bernuansa islami yang ngekos di tempat itu. Mereka sedang asyik bersenda gurau membicarakan seorang dosen mereka yang terkenal dengan ketampanan, kepandaian dan keshalihannya. Dosen tersebut adalah putra dari ustad pengurus pesantren yang sangat popular dan sangat di segani di daerah itu.
            Dalam sebuah kamar kos terdapat seorang gadis jelita sedang melantunkan ayat-ayat suci al quran, sebut saja  Aimah.ia adalah anak kedua  dari pasangan Bpk. H. Sofian dan Ibu Alfiah. Setelah menyelesaikan study S1, rencananya bulan depan ia akan di masukan pesantren  menyusul kakak perempuannya. Kedua orang tuanya menginginkan agar ia menjadi anak yang pandai, berguna dan berakhlak mulia seperti kakak perempuannya, Ida masitoh. Setelah lulus S1 kakaknya belajar sambil mendalami ilmu agama di pesantren.
            Aima telah menyelesaikan studi S1 di sebuah universitas di yogyakarta.  Bahkan belum genap 1 bulan ia menghirup udara di tempat kelahirannya itu, rasa rindu pada keluarga masih melekat di hatinya. Namun, kini ia harus pergi meninggalkan rumah untuk melanjutkan S2 sekaligus mengajar sambil belajar di pesantren tempat kakaknya berada. Kebetulan letak pesantren tersebut tak jauh dari universitas al islami tempat dimana ia akan menyelesaikan studi S2nya.
            Di tempat lain tepatnya di pondok pesantren ustad Abdullah, Ayah misbah. Seorang gadis cantik berkulit putih sedang merapikan sekaligus mencari buku-buku untuk bahan ajar. Ia terus menelusuri lorong-lorong yang membelah barisan rak-rak buku menjadi beberapa bagian.